RE POST : Kebutuhan Jagung Meningkat, Tahun Kemarin Impor 3, 6 Juta Ton..
JAKARTA – Tingkat kebutuhan masyarakat dan industri terhadap jagung beserta produk turunannya diprediksi terus meningkat. Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan, jagung adalah komoditas pertanian yang cukup diminati petani. Peluang pasar untuk produk turunannya semakin terbuka.
’’Namun sayang, saat ini industri pakan ternak dan perunggasan sebagai konsumen terbesar belum mendapatkan pasokan optimal dari petani kita. Akibatnya, terpaksa harus mengimpor dari negara tetangga,’’ kata Winarno.
Berdasar data Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI, dulu Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), impor jagung Indonesia pada 2014 mencapai 3,6 juta ton atau senilai Rp 9 triliun. Industri ternak sangat bergantung pada pasokan jagung sebagai bahan pakan. Bahkan, sekitar 60–70 persen komponen produksi industri perunggasan untuk pakan ternak menggunakan bahan baku jagung.
Menurut Winarno, kondisi tersebut seharusnya menjadi kajian pemerintah untuk melakukan swasembada jagung. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Hasil Sembiring sebelumnya menuturkan, pemerintah berkomitmen menekan impor jagung. Salah satu caranya mengumpulkan pakan ternak agar memprioritaskan pembelian jagung petani dalam negeri sebagai bahan baku pakan ternak. ’’Kami juga akan menambah areal lahan jagung seluas 1 juta hektare,’’ jelas Hasil.
Winarno menegaskan, ekstensifikasi lahan jagung seluas 1 juta hektare tidak akan mencukupi kebutuhan jagung yang terus naik. Tetapi, harus dipadukan dengan strategi menaikkan produktivitas tanam. Selain itu, faktor lainnya berupa penyediaan pupuk dan benih yang unggul serta bimbingan teknis terbaik dan pascapanen menjadi faktor kunci peningkatan produktivitas.
’’Kalau mau panen meningkat tajam, pemerintah juga harus memberikan perhatian serius pada intensifikasi pertanian seperti penggunaan benih jagung hibrida atau jagung hasil bioteknologi dan mengajarkan teknik budi daya modern pada petani jagung,’’ papar Winarno.
Menurut dia, jagung bioteknologi sudah saatnya dimanfaatkan jika tidak ingin kalah bersaing dengan petani jagung di Filipina yang lebih dulu menggunakannya dan petani jagung Vietnam dalam waktu dekat. Hasil produksi jagung di Filipina terus meningkat dan telah diekspor.
Semoga bermanfoattt...
Sumber : (jawapos)
Posting Komentar